lhamdulillah, segala puji hanya milik Alloh ‘Azza wa jalla yang telah
menyempurnakan Islam dan meridhoinya sebagai agama yang benar. Sholawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam Rosul yang diutus dengan membawa petunjuk (ilmu yang bermanfaat)
dan agama yang haq (amal sholeh). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah menyampaikan risalah dengan sempurna, menunaikan amanah dan
berjihad di jalan Alloh Ta’ala sampai beliau wariskan kepada umatnya
jalan yang lurus lagi terang bagaikan matahari di siang hari. Tidaklah
keluar dari jalan tersebut kecuali orang yang sesat dan celaka. Amma
ba’du.
Akhir-akhir ini tumbuh subur berbagai kelompok yang
mengajarkan ilmu tenaga dalam. Konon sang guru memiliki teknik
membangkitkan atau mengembangkan tenaga ghaib dalam tubuh manusia.
Masyarakat berbeda dalam menilai dan menghukuminya sesuai dengan latar
belakang pemahaman dan pendidikan mereka. Sebenarnya bagaimana pandangan
Islam tentang keilmuan tersebut dan hukum mempelajarinya?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas terlebih dahulu diperjelas maksud
ilmu tenaga dalam dan rahasia-rahasia yang terdapat di dalamnya.
DEFINISI TENAGA DALAM
Dari berbagai referensi bisa disimpulkan bahwa yang mereka maksud
dengan ilmu tenaga dalam adalah ilmu yang mempelajari cara
membangkitkan kekuatan/tenaga dalam (inner power) dengan cara-cara
tertentu, antara lain : teknik pernafasan yang disertai dengan
jurus-jurus tertentu dan dengan cara meditasi (tafakur).[1]
Dan dari persaksian sebagian mantan praktisi tenaga dalam yang telah
meninggalkan keilmuan tersebut dan kembali kepada sunnah menjelaskan
bahwa dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika terdapat bermacam
pokok kesesatan dan kesyirikan, antara lain :
Dengan belajar
tenaga dalam (ilmu metafisika) seorang bisa “menjadi sakti” dengan
menyalurkan energinya ke bagian tubuh tertentu.
Dengan kekuatan fungsi jurus bisa mengalahkan musuh dari jarak jauh.
Ketika latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah dalam latihan menyerang.
Pada keilmuan tenaga dalam, diajarkan menjadi dukun/paranormal. Di
antara bentuk perdukunan yang terdapat dalam keilmuan ini adalah teknik
membuat seseorang jatuh cinta, ilmu santet (membuat orang sakit),
teknik penyembuhan, mendeteksi barang hilang, teknik mengetahui masa
lalu dan masa depan dan teknik mengetahui isi hati orang lain.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “mengisi” benda hidup atau benda mati untuk berbagai macam keperluan.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik pembentengan benda hidup/mati dari bahaya.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik mengusir jin pengganggu.
Inilah beberapa kesesatan dan penyimpangan yang terdapat dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika.[2]
PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM
Sebelum menjelaskan pandangan Islam tentang ilmu ini, ketahuilah bahwa
Islam adalah agama yang sempurna dalam seluruh aspek, baik dari sisi
keilmuan dan peribadatan.
Alloh Ta’ala berfirman: “Pada
hari ini (hari arofah tahun 9 H) telah Aku sempurnakan bagimu agamamu
dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai
agamamu.” (QS. al-Maidah [5]: 3).
Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam diutus Alloh Ta’ala dengan membawa ilmu yang
bermanfaat dan amal sholih, sebagaimana firman Alloh Ta’ala:
“Dia (Alloh) yang mengutus Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan
agama yang benar.” (QS. at-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan
ash-Shof [61]: 9)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Petunjuk adalah apa yang dibawa oleh beliau berupa berita-berita yang
benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang
benar ialah amal-amal sholih yang benar lagi bermanfaat di dunia dan
akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir : 2/425, cet. Dar al-Fikr).
Jadi
dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang
membawa seseorang kepada keridhoan Alloh Ta’ala dan mewujudkan
ketentraman batin dan ketenangan jiwa serta keselamatan dunia dan
akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat yang akan
mencelakakan manusia dan larangan dari mempelajarinya.
Adapun
ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan
Sunnah serta dipahami sesuai dengan pemahaman salafus sholih generasi
terbaik umat ini.
Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang
seharusnya seorang muslim bersungguh-sungguh mempelajari dan
memahaminya. Adapun seluruh keilmuan yang bertentangan dengan seluruh
prinsip di atas maka ia adalah ilmu yang tidak bermanfaat dan dilarang
untuk mempelajarinya. Sebab akan merusak dan menimbulkan dampak negatif
bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu
kebatinan dll.
Adapun pandangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan yang semisalnya, bisa disimpulkan secara global dan secara terperinci.
KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan
tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya.
Padahal saat itu dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah. Begitu pula pada
masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad.
Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada para pasukan
perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang
bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan merobohkan musuh dari jarak jauh,
tentu telah diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada para sahabat dan diwariskan oleh para sahabat kepada generasi
sesudahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak pernah terjadi,
dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang
tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.” Dalam riwayat lain :
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada landasannya dari
perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi
tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos yang berarti
ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada 4000 SM. Dari
Mesir, krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia.
Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana
disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang
dinamakan dahtuz, yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh.
Para
bangsawan Persia dilatih sejenis senam yang dilakukan lewat tengah malam
agar mereka mempunyai tenaga Daht itu. Kemudian keilmuan tersebut terus
dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan tenaga
dalam dengan teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus
tertentu.[3]
Hal ini memperkuat pernyataan di atas, bahwa ilmu
ini adalah ilmu yang bid’ah dan tidak bermanfaat dalam agama Islam.
Seandainya keilmuan tersebut dibolehkan tentu Alloh Ta’ala akan
menjelaskan kepada Rosul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan
tersebut sudah dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum
masehi dan sebelum pengutusan Rosul ‘alaihis salam
Dengan
demikian kita tahu bahwa kebatilan dan kebohongan telah dilakukan
sebagian perguruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan perguruan
mereka dengan nama-nama yang islami seperti : Bunga Islam, al-Barokah,
al-Ikhlas, Hikmatul Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini adalah penipuan
yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan
tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan
keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta
membuktikan bahwa seluruh perguruan tenaga dalam merupakan sarana dan
fasilitas untuk menebarkan kesesatan, kesyirikan, sihir, mistik.
Ketiga : Dalam ilmu tenaga dalam terdapat pokok kesesatan dan
kesyirikan yang sangat banyak, sebagaimana yang telah disebutkan di atas
secara global.
Keempat : Di antara dampak negatif ilmu tenaga
dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penuntutnya kepada Alloh
Ta’ala. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar
biasa yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa
tidak butuh pertolongan siapa pun.
Islam mengajarkan bahwa
segala sesuatu hanya terjadi dengan izin Alloh, maka ia bertawakkal
kepada Alloh Ta’ala dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk
mendapatkan kebaikan dan keselamatan serta menolak segala bentuk
kejahatan dan malapetaka.
Kelima: Di antara kaidah yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga dalam adalah meditasi yaitu
tafakur atau semedi. Ini adalah metode yang bid’ah yang tidak ada
landasanya dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan meditasi adalah komponen
dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak jaman dahulu yang
dikenal dalam bahasa Sansekerta dengan (dhyana). Meditasi dalam salah
satu aliran Budha Mahayana dikenal dengan istilah (zen). Aktivitas ini
merupakan usaha antara yang membawa kesadaran menuju samadi.[4]
Intinya adalah aktivitas perenungan yang berusaha untuk menyatukan
jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam dunia Tasawuf dengan istilah
(Ittihaad) yakni Alloh Ta’ala bersatu dengan makhluk. Maha suci Alloh
dari keyakinan yang kufur ini. Tidak diragukan lagi bahwa konsep dan
ajaran yang seperti ini bertentangan dengan aqidah islamiyah.
Itulah sumber pengambilan meditasi yang diajarkan oleh perguruan ilmu
tenaga dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan menimbulkan dampak
negatif bagi penuntutnya yang berujung kepada kebatilan, kesyirikan dan
praktek kesesatan yang mistik.
Adapun meditasi atau tafakur
yang disyariatkan adalah tafakur tentang makhluk ciptaan Alloh yang
merupakan tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini
akan memotivasi seorang untuk mengagungkan Alloh Ta’ala dan melaksanakan
perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama.
Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk menambah
keimanan kepada Alloh Ta’ala begitu juga tafakur yang memotivasi
seseorang untuk selalu introspeksi diri dan kembali kepada Alloh dengan
kerendahan diri dan penuh pengagungan kepada yang Maha Kuasa.
Keenam : Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang
bergabung dalam perguruan tenaga dalam adalah orang – orang yang jauh
dari pemahaman yang benar terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu
tenaga dalam itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu orang – orang yang
berpegang teguh dengan al-Quran dan loyal kepada Sunnah adalah
orang-orang yang akan berada dibarisan terdepan dalam mempelajarinya.
Sebab agama memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.
KRITIKAN SECARA MENDETAIL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Belajar ilmu tenaga dalam membuat seorang bisa menjadi sakti.
Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga dalam adalah
kesesatan dan bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan tidak pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.
Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan tentu
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang
terlebih dahulu mempelajari dan menggunakannya dalam peperangan. Namun
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka dalam perang Uhud dan
banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut.
Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa kekebalan bukanlah suatu kebaikan
dan kemuliaan, akan tetapi merupakan suatu kebatilan yang tidak
terlepas dari peran setan dalam menyesatkan para walinya.
Oleh
karena itu telah dinukil dalam sebuah riwayat mengenai ilmu kebal yang
dimiliki al-Harits ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada masa
pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu mengaku dirinya sebagai nabi.
Setan-setan telah melepaskan rantai-rantai yang melilit di kedua
kakinya, membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap senjata tajam,
menjadikan batu marmer bertasbih saat disentuh tangannya, dan ia melihat
sekelompok orang berjalan kaki dan menunggang kuda terbang di udara
seraya berkata ia adalah malaikat padahal jin.
Ketika kaum
muslimin telah berhasil menangkap al-Harits ad-Dimasygi untuk dibunuh,
seseorang menikamkan tombak ke tubuhnya, namun tidak mempan (punya ilmu
kebal). Maka ‘Abdul Malik bin Marwan berkata kepada orang yang
menikamnya itu : “Itu adalah karena engkau tidak menyebut Nama Alloh
Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba lagi menikamnya dengan
terlebih dahulu membaca bismillah dan ternyata tewaslah ia seketika.
(Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam, 11/285)
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah mengomentari riwayat di atas : “Beginilah perihal
orang orang disertai setan. Setan-setan tersebut akan meninggalkan
mereka apabila dibacakan di sisi mereka apa yang mengusirnya seperti
ayat kursi.”
Kedua : Mengalahkan musuh dari jarak jauh.
Sekiranya teknik yang seperti ini bermanfaat dan dibenarkan tentu akan
dilakukan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat
dalam menghadapi musuh dalam peperangan dan jihad di jalan Alloh
Ta’ala
Ketiga: Latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah.
Seorang muslim juga dituntut meninggalkan segala akhlak keji dan tercela, seperti membenci, dendam, emosi/marah, dll.
Berbeda halnya dengan ajaran perguruan tenaga dalam, seseorang diajari
bisa emosi dan marah. Hal ini tentu bertentangan dengan petunjuk nabi
yang mewasiatkan seorang untuk tetap sabar dan tidak marah. Sebab emosi
merupakan kunci dan sumber kejahatan, sebagaimana sabda Rosululloh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dari Abu Huroiroh
radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya seorang berkata kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat, beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau mengulangi
beberapa kali : “Jangan engkau marah.” (HR. Bukhori, no.6116).
Imam Ibnu Rojab rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa
sesungguhnya emosi/marah adalah sumber segala kejahatan dan menahan diri
darinya adalah sumber segala kebaikkan.” (Jaami’ Ulum wal Hikam,
1/362).
Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa marah atau emosi
bersumber dari setan, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam “Sesungguhnya marah atau emosi adalah (bersumber) dari setan,
dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan api hanya bisa
dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang kamu marah maka
berwudhulah.”
Dan dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa :
“Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran
darah.” (HR. Bukhori)
Kemungkinan inilah rahasianya, kenapa
perguruan tenaga dalam mengajarkan bagaimana seorang bisa emosi atau
marah tatkala menyerang lawan, sebab ajaran perguruan tersebut adalah
hasil dari bisikan setan. Dan dengan sifat marah setan dengan cepat akan
bisa menguasai seseorang, karena ia mengalir dalam tubuh manusia
bagaikan aliran darah. Dengan demikian ia akan bisa mempengaruhi lawan
dan menguasainya berkat bantuan khodamnya (setan).
Hal ini
diperkuat oleh pernyataan para praktisi tenaga dalam bahwa jurus akan
berfungsi penuh dan sempurna jika lawan dalam keadaan emosi. Jadi
bukanlah karena energi tenaga dalam musuh yang dalam keadaan emosi dapat
ditaklukkan dengan fungsi jurus-jurus tertentu, tetapi khodam jurus
itulah yang langsung merasuk ke dalam tubuh lawannya yang dalam keadaan
emosi menuju otaknya hingga lawannya bisa kita permainkan dengan
fungsi jurus tenaga dalam/ilmu metafisika.”[5]
Keempat : Perguruan ilmu tenaga dalam mengajaran seseorang menjadi dukun / paranormal
Hal ini dapat dilihat dari praktiknya, di antaranya mereka menjadikan
seseorang jatuh cinta, membuat orang sakit (santet), penyembuhan dari
penyakit dengan jurus-jurus tertentu, meramal barang hilang atau makhluk
halus, meramal masa lalu dan masa depan dan meramal isi hati orang.
Semua praktik di atas dilarang oleh syari’at Islam, karena ilmu tenaga
dalam adalah ajaran setan yang berusaha menggiring manusia keluar dari
agama sehingga terjerumus ke dalam dosa. Akibat akhir perbuatan tersebut
tidak keluar dari dua alternatif : kekufuran atau melakukan dosa besar.
Membuat seorang jatuh cinta
Sihir jenis ini dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-’athfu yaitu
membuat seseorang cinta kepada orang lain. Dalam istilah lain disebut
dengan at-tiwalah yaitu sesuatu yang dibuat untuk membuat istri cinta
kepada suaminya atau sebaliknya. (Lihat Fathul Majid, hlm. 123)
Ini adalah perbuatan syirik, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Sesungguhnya ruqyah (dengan mantera dukun), jimat dan tiwalah
(sihir mahabbah/pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud)
Tiwalah dihukumi sebagai syirik karena digunakan untuk mendatangkan
kebaikan dan menolak kejahatan dengan selain Alloh Ta’ala. (Lihat Fathul
Majid, hlm. 124)
Maka apa yang diajarkan dalam ilmu tenaga
dalam dengan cara-cara tertentu untuk menjadikan seseorang jatuh cinta
atau menyukai termasuk salah satu jenis sihir mahabbah yakni al ‘athf
dan tiwalah sebagaimana yang dimaksud dalam hadits di atas.
Ilmu santet (membuat orang sakit)
Hal ini ada dalam dunia ilmu tenaga dalam dan ilmu metafisika dengan
cara dan bentuk yang bermacam-macam. Cara ini diketahui oleh orang yang
bergabung dalam perguruan ilmu tersebut. Terlepas dari cara dan media
yang digunakan, tetaplah perbuatan tersebut terlarang karena bertujuan
menyakiti orang lain dan tergolong ke dalam sihir yang diharamkan oleh
agama.
Imron bin Hushain berkata : “Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Bukan termasuk golongan kami orang yang
melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan
tanda-tanda Benda, burung dan lain-lain), orang yang meramal atau yang
meminta diramalkan, orang yang menyihir atau meminta disihirkan dan
barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang is katakan, maka
sesungguhnya is telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada
Muhammad‘ (HR. ath-Thobaroni dalam al-Ausath, al-Mundziri berkata:
Sanad ath-Thobaroni hasan. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzaar, dengan
sanadjayyid)
Sihir tidaklah akan terlaksana kecuali dengan
bantuan setan dan menghambakan diri kepada- nya serta melakukan hal-hal
yang diharamkan oleh agama.
Penyembuhan dari berbagai penyakit fisik, psikis & ghoib
Pada ilmu tenaga dalam diajarkan teknik penyembuhan dari berbagai
penyakit dengan menggunakan fungsi jurus-jurus tertentu. Dan tidak
diragukan bahwa teknik seperti ini adalah cara yang bid’ah yang
bertentangan dengan syari’at, khususnya dalam penyembuhan penyakit
psikis dan yang ghoib.
Agama memerintahkan kita untuk berobat
dengan pengobatan yang disyari’atkan dan bersih dari unsur-unsur
kesyirikan serta segala hal yang diharamkan, sebab Alloh Ta’ala tidak
menjadikan kesembuhan umat ini dari hal-hal yang haram.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Wahai hamba Alloh, berobatlah, maka sesungguhnya Alloh tidaklah
menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuahan (obat),
kecuali satu penyakit, mereka bertanya: apa itu ? Beliau menjawab :
yaitu kepikunan.” (HR. Ahmad).
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“Tidaklah Alloh menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuhan (obat).”
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang berobat dengan
yang haram, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu ad-Dardaa’, beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan, 3874)
Alloh Ta’ala telah menurunkan obat yang sangat mujarab untuk seluruh
penyakit, baik fisik atau psikis, yaitu al-Qur’an. Akan tetapi banyak
kaum muslimin tidak bisa menggunakan dan memanfaatkannya secara baik
dengan disertai keyakinan yang benar. Alloh Ta’ala berfirman :
“Dan Kami telah menurunkan al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar
dan rohmat bagi orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang yang dholim selain kerugian.” (QS. al-Isro’[171]:82)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
(hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang beriman. ” (QS.
Yunus [io]: 57)
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata :
“Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati
(psikis), fisik dan penyakit-penyakit (yang ada) di dunia dan akhirat.
Dan tidaklah setiap orang ahli (bisa) dan diberi taufiq untuk bisa
menggunakannya sebagai penyembuhan. Dan apabila orang yang sakit bisa
melakukan pengobatan dengan baik dengan al-Qur’an dan meletakkannya
pada penyakit dengan (penuh) kejujuran dan keimanan, penerimaan yang
sempurna, keyakinan yang putus dan melengkapi syarat-syaratnya, maka
tidak satupun penyakit yang akan bisa melawannya selama-lamanya.
Dan bagaimana mungkin penyakit akan bisa melawan perkataan Robb (yang
menciptakan) bumi dan langit yang seandainya kalau ia diturunkan kepada
gunung-gunung tentu akan hancur atau (diturunkan) kepada bumi tentu
akan terpotong-potong. Tidak satupun dari penyakit hati (psikis) dan
fisik kecuali di dalam al-Qur’an terdapat jalan (cara) untuk menemukan
obat dan penyebabnya dan (cara) untuk (melakukan) preventif darinya,
(tentu) bagi orang yang diberi pemahaman oleh Alloh Ta’ala tentang
kitab-Nya…. Adapun (resep) penyembuhan (penyakit) hati (psikis) maka
al-Qur’an telah menyebutkannya secara rinci dan menyebutkan (juga)
sebab-sebab penyakit dan (cara) mengobatinya. Alloh Ta’ala berfirman :
“Apakah tidak cukup (bagi) mereka bahwa sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka.” (QS.
al-Ankabut [291: 51)
Maka barangsiapa yang tidak bisa
disembuhkan oleh al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan menyembuhkannya
dan barangsiapa yang tidak cukup baginya al-Qur'an maka Alloh Ta’ala
tidak akan memberikan kecukupan baginya.” (Zadul Ma'ad, 4/322)
Penulis mengajak kita membaca dan merenungi perkataan Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah , di atas.
Semoga hal itu memotivasi kita untuk membaca al-Qur'an, merenungi dan
memahaminya, agar ia menjadi lampu penerang kehidupan dan obat
penyembuh segala penyakit jiwa (psikis) dan fisik.
Sangat
disayangkan, mayoritas kaum muslimin sekarang ini berpaling dari
al-Quran, tidak membaca dan merenunginya. Mereka juga meninggalkan
Sunnah. Akhirnya setan membisikkan kepada mereka agar mencari
alternatif selain al-Qur'an untuk mengatasi problematika kehidupan dan
penyembuhan penyakit yang mereka rasakan. Caranya adalah dengan
melakukan terapi-terapi perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam,
yang membuat mereka terperangkap ke dalam jaringan setan yang selalu
berusaha menggiring manusia kepada kesesatan dan kesyirikan, baik
disadari atau tidak. Na'uzubillah min zalik.
Meramal barang hilang atau makhluk halus.
Cara ini biasanya dilakukan oleh praktisi ilmu tenaga dalam dengan
melatih indranya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi
sensitif hingga bisa 'meradar' lokasi barang yang hilang atau makluk
halus.[6]
Tidak diragukan bahwa cara mendeteksi barang hilang
seperti ini tidak ada beda secara subtansi dengan cara perdukunan
(kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku mengetahui
benda yang hilang. Sekalipun para praktis ilmu tenaga dalam mengingkari
hal itu.
Praktek perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan larangan yang keras,
sebagaimana dalam sabdanya :
“Barangsiapa yang mendatangi
tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka
tidak diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun
(peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar
(kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .”
(HR. Abu Dawud)
Jika ancaman orang yang mendatangi tukang ramal
dan membenarkan perkataanya adalah tidak diterima sholatnya empat
puluh hari dan kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas bagaimana dengan orang yang mempelajari dan
mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih
besar.
Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa depan.
Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghoib yang telah lalu atau yang
akan datang kecuali Alloh Ta’ala , sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghoib kecuali Alloh.” ( QS. an-Naml [271:65)
Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa mengetahui perkara ghoib
merupakan kekhususan Alloh Ta’ala Bahkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam sebagai utusan Alloh Ta’ala tidak mengetahui perkara ghoib
kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya. Seandainya ia mengetahui
yang ghoib tentu akan mengetahui rahasia takdir yang akan terjadi dan
beliau tentu akan mengantisipasinya. Alloh Ta'ala :
“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan
tidak (pula) menolak kemadhorotan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan
sekiranya aku mengetahui perkara yang ghoib, tentulah aku membuat
kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa kejahatan dan aku
tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi
orang-orang yang beriman." (QS. al-A'rof [71:188)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kunci perkara ghoib
itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan Alloh
Ta’ala Tidak ada yang mengetahui (takdir) apa yang di dalam kandungan
selain Alloh Ta’ala, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi
esok selain Alloh Ta’ala tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan
pasti) kapan hujan akan turun kecuali Alloh Ta’ala dan tidak ada seorang
pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Alloh Ta’ala dan
tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Alloh
Ta’ala" (HR. Bukhori)
Jadi tidak diragukan lagi kebohongan para
praktisi dan penuntut ilmu tenaga dalam yang mengatakan bahwa mereka
dengan teknik meditasi dan memakai ilmu clairvoyance bisa mengetahui
masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan setan dan
kesesatannya.
Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang lain.
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah salah satu bentuk perdukunan dan
sihir yang diharamkan agama, sebab isi hati orang lain merupakan
perkara ghoib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Alloh Ta’ala,
sebagaimana firman-Nya :
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati." (QS. Ghofir [401:19)
“Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui yang tersembunyi di langit dan
di bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fathir
[35]:34)
Dalam sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad seorang
paranormal yang diisukan sebagai Dajjal dan bisa mengetahui perkara yang
tersembunyi dan isi hati seseorang, sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Abdulloh bin Umar radhiyallahu ‘anhu, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, berkata kepadanya :
“Saya sembunyikan sesuatu
untukmu.” Ia menjawab: “Dukh.” (potongan dari kata dukhan yaitu asap)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak bisa menebak apa yang disembunyikan oleh
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali hanya kata (dukh)
sebagaimana kebiasaan paranormal yang mendapatkan bisikan dari setan.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk dan mencelanya. Hal
ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berusaha mengetahui perkara yang
tersembunyi dan isi hati seseorang, tiada lain kecuali para pembohong
yang mengikuti para Dajjal dan setan.
KELIMA :
TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA MATI UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN
Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak lepas dari sihir. Ini adalah
salah satu bentuk praktek kesyirikan yang mengurangi atau bahkan
membatalkan tauhid seseorang. Tujuan pengisian tersebut adalah untuk
dijadikan jimat, pengasihan, penjagaan, kewibawaan, dll. Praktek
seperti ini dihukumi oleh Islam sebagai perbuatan syirik sebagaimana
sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)
Jika benda mati atau makhluk hidup yang telah diisi dijadikan sebagai
jimat dengan keyakinan bahwa ia adalah penyebab mendatangkan kebaikan
dan menolak madhorot, maka ini adalah syirik kecil yang merupakan dosa
besar. Namun, bila pelakunya menyakini bahwa benda tersebut dengan
sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan menolak madhorot, maka ini
adalah syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam.
Sebagian guru tenaga dalam ‘mengisi’ muridnya dengan ‘energi’nya dan
ilmu-ilmu yang lain, maka ia telah membuat muridnya sebagai “jimat
hidup”. Hal ini akan berdampak buruk bagi murid sebab ia akan selalu
bergantung kepada dirinya dan lupa kepada pertolongan Alloh Ta’ala dan
Hilang atau menipis rasa tawakkalnya kepada Yang Maha Kuasa. Hal ini
karena ia telah merasa memiliki jimat yang akan menyelamatkannya dari
segala bahaya dan kejahatan. Ini adalah keyakinan yang syirik. Alloh
Ta’ala tidak akan menyempurnakan hidup orang yang seperti ini, hidupnya
tidak akan tentram dan aman sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan (memakai)
jimat maka Alloh tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan
menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal
(sejenis jimat untuk menenteramkan perasaan) Allah tidak akan
membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)
Maksud ia hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan dengan keinginan dan tujuannya.
KEENAM :
PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN
Tidak diragukan lagi, teknik ini bertentangan dengan cara yang
disyari’atkan untuk menjaga diri segala kejahatan dan mengusir jin.
Teknik yang diajarkan di ilmu tenaga dalam adalah salah satu bentuk
praktek perdukunan dan sihir yang diharamkan agama.
Seorang
mukmin meyakini bahwa tidak seorang pun yang bisa memadhorotkannya
kecuali apa yang telah ditakdirkan Alloh Ta’ala akan menimpanya.
Sehingga ia selalu meminta perlindungan dari Alloh Ta’ala dan bertawakal
kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang bisa menyelamatkannya dari bermacam
bahaya. Inilah konsekuensi dari tauhid dan keimanan yang tertanam di
hatinya.
Oleh karena itu ia cukup membaca dzikir-dzikir yang
disyari’atkan untuk menghadapi bahaya untuk mengusir jin. Seperti do’a
yang ajarkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :
“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan : A’uudzu
bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung
dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari kejahatan makhluk
ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia
pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)
Sedangkan untuk mengusir
jin cukup baginya dengan membaca dzikir pagi sore terutama ayat Kursi,
sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan
oleh Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa setan mengajarkan do ‘a
berikut :
“Apabila kamu hendak tidur bacalah ayat kursi,
Alloh senantiasa akan menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai
pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia telah jujur
(berkata) kepadamu, sedang ia adalah pembohong (besar) itu adalah
setan.” (HR. Bukhori)
Demikianlah cara syar’i dalam membentengi
diri dari segala bahaya dan untuk mengusir jin. Adapun teknik yang
diajarkan dalam perguruan ilmu tenaga dalam adalah cara bid’ah yang
diharamkan oleh agama. Landasan ilmu tenaga dalam tiada lain adalah
dibisikkan setan kepada para walinya.
Demikianlah sebagian
kesesatan dan kesyirikan yang terdapat dalam ilmu tenaga dalam dan
sejenisnya. Dari pemaparan di atas kita bisa memahami betapa besar
peranan setan dalam menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Juga
dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu tenaga dalam adalah haram
karena tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat, bahkan ia merupakan
cara setan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai kesesatan dan
kesyirikan yang bisa membuat seseorang keluar dari agama Islam.
Mudah-mudahan kajian yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca. Penulis berdo’a semoga Alloh Ta’ala senantiasa menunjuki
kita kepada kebenaran dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan
mengamalkannya. Semoga Alloh ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita
kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya.
Amiin. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar